karakter
dan informasi
Harian
Kompas Cetak | 20 Maret 2015
Cinta adalah emosi
dari kasih sayang yang kuat dan ketertarikan pribadi. Cinta adalah sifat baik
yang mewarisi semua kebaikan, yaitu kasih sayang. Pendapat lain menyatakan,
cinta adalah aksi yang dilakukan manusia terhadap obyek lain, berupa
pengorbanan diri, empati, perhatian, kasih sayang, membantu, menuruti
perkataan, mengikuti, patuh, dan mau melakukan apa pun yang diinginkan obyek
tersebut.
Sementara itu,
kepemimpinan adalah proses memengaruhi atau memberi contoh pengikut dalam upaya
mencapai tujuan organisasi. Cara alamiah mempelajari kepemimpinan adalah
”melakukannya dalam kerja” dengan praktik seperti magang.
Mengapa harus cinta
dan kepemimpinan? Karena kedua hal ini merupakan landasan yang dapat membangun
seseorang menjadi pribadi yang cerdas dan tulus hati. Jiwa kepemimpinan dalam diri
seseorang akan membuat dia dapat mengatur masalah dengan baik, memahami
karakter orang lain, memiliki pola pikir yang berbeda, dan mampu menjadi
teladan bagi banyak orang.
Dewasa ini tak
sedikit kita melihat pemimpin arogan, sombong, dan cenderung mementingkan diri
sendiri. Bagaimana cara mengatasinya? Cinta merupakan jawaban untuk fenomena
ini. Dengan memiliki rasa cinta dan belas kasih, seseorang dapat berempati,
merasakan kesulitan orang lain, bersyukur, dan tergerak membantu orang lain.
Dengan cinta, kesombongan, arogansi, dan sifat ke-aku-an seseorang ditekan,
digantikan rasa simpati dan empati terhadap sesama.
Seorang pemimpin
dapat menjadi penentu kemajuan ataupun kemunduran organisasi, bahkan negara.
Oleh karena itu, jiwa kepemimpinan yang cerdas harus ditumbuhkan beriringan
dengan mengembangkan rasa cinta dan empati pada diri seseorang, terutama anak
muda.
SMA Negeri 4 Denpasar
atau Foursma menjadi salah satu sekolah yang sedang menumbuhkembangkan jiwa
kepemimpinan dan rasa cinta kepada siswa. Hal ini antara lain terwujud dalam
kegiatan 4 Love 4 Charity (Foursma Love For Charity) yang bertema cinta dan
kepemimpinan. Kegiatan 4 Love 4 Charity adalah langkah kecil dari rasa cinta
sivitas akademika Foursma untuk mewujudkan terpenuhinya hak anak yatim piatu di
Yayasan Dharma Jati. 4 Love 4 Charity meliputi serangkaian kegiatan di sekolah
ataupun di Yayasan Dharma Jati.
Kegiatan ini dibagi
dua, yaitu pre-event dan event. Pre-event merupakan tahapan awal atau persiapan
sebelum acara inti yang berlangsung sekitar dua minggu, 1-15 Februari 2015.
Persiapan dimulai dari pembentukan tim yang terdiri atas 10 orang, pembagian
tugas, rapat koordinasi sebagai kegiatan internal, dan berkunjung ke Panti
Asuhan Yayasan Dharma Jati II. Mereka mengobservasi, berdiskusi dengan pemilik
panti, dan mulai mengajar anak-anak yatim piatu sebagai kegiatan eksternal.
Pembagian tugas
Setelah tim terbentuk
pada 1 Februari 2015, pembagian kerja pun dilakukan. Rapat koordinasi pun
berlangsung antara tim dan pembina dari pihak guru. Pada 21 Februari dibuka
penerimaan donasi berupa barang dan uang. Pada 20 Februari, kami membuat
Charity Booth yang menerima donasi dan sebagai media bagi teman-teman untuk
menyampaikan pesan dan harapan kepada teman-teman yang berada di Panti Asuhan
Dharma Jati II. Hari Minggu, 22 Februari, kami bersama pembina berkunjung ke
Panti Asuhan Dharma Jati II.
Arsip
SMA Negeri 4 DenpasarPeserta kegiatan 4 Love 4 Charity berkunjung ke Panti
Asuhan Dharma Jati II.
Di sini, kami duduk
melingkar bersama teman-teman dari Panti Asuhan Dharma Jati II. Kami saling
berkenalan dan bercerita, juga berbagi tawa bersama. Setelah suasana mulai
hangat, kami melanjutkan dengan gim yang bertujuan membentuk kebersamaan.
Gim ini bernama
”Silent Killer”. Di sini ada dua orang yang menjadi pembunuh dan detektif.
Detektif bertugas menebak siapa yang menjadi pembunuh. Pembunuh bertugas
”membunuh” dengan cara mengedipkan mata secara diam-diam kepada korban. Seusai
bermain, kami berbagi penganan ringan sambil bercerita.
Kami lalu diajak
berkeliling Panti Asuhan Dharma Jati II. Tak terasa waktu telah menunjukkan
pukul 13.00 Wita. Seusai berkeliling, kami duduk bersama dan makan siang.
Dalam kegiatan ini
tersirat makna besar meski dimulai dari hal sederhana. Makna itu menyiratkan
manfaat yang tak hanya tersampaikan kepada satu pihak, tetapi juga berdampak
bagi semua pihak yang ambil bagian di sini.
Bagi anak asuh di
panti, kegiatan ini bisa memberi motivasi dalam menjalani kehidupan. Mereka
juga menjadi pribadi yang optimistis. Sementara bagi donatur, misalnya,
kegiatan ini menjadi media berbagi kasih dan memberi rasa bahagia karena bisa
membantu sesama.
Dari kegiatan 4 Love
4 Charity juga bisa ditarik nilai-nilai didaktis. Dari sisi religi, misalnya,
ini kewajiban setiap umat beragama untuk berbagi tanpa memandang suku, agama,
dan ras. Dari sisi moral, kegiatan ini bertujuan mengembangkan moral anak-anak
di panti asuhan agar selalu optimistis. Dari segi budaya, kegiatan ini
berkorelasi pada budaya turun-temurun bangsa Indonesia, yakni gotong royong,
saling membantu.
Kegiatan 4 Love 4
Charity bisa menjadi salah satu bentuk kepedulian kita terhadap teman-teman
yang kurang beruntung. Kegiatan ini juga menjadi salah satu cara mengembangkan
jiwa kepemimpinan dan memupuk rasa cinta para siswa.
Intan Udayani, Guru
SMA Negeri 4, Denpasar
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !