Infrastruktur
Harian Kompas Cetak | Senin, 11 Agustus
2015
JAKARTA, KOMPAS —
Sejumlah kota kini makin bergantung pada transportasi massal. Mereka tengah
membangun jaringan kereta. Meski angkutan massal di sejumlah kota tengah
diperbaiki dan dibangun, kereta komuter di Jakarta telah mampu mengatasi
persoalan transportasi antara kota besar dan kota pendukung di sekitarnya.
Kereta telah ikut menyelesaikan masalah perkotaan.
KOMPAS/RONY
ARIYANTO NUGROHOKereta api melintasi jembatan rel kereta di Cikubang, Bandung,
Jawa Barat, Senin (10/8). Jembatan Cikubang merupakan infrastruktur kereta api
yang dibangun pada zaman Belanda yang hingga kini menjadi penopang denyut
sarana transportasi massal darat di Indonesia. Moda angkutan transportasi
kereta api sudah diperhitungkan sejak zaman dahulu sebagai sarana angkutan
massal darat yang efektif dan realitas tersebut masih belum tergantikan hingga
kini.
Laporan dari sejumlah
kota yang dikumpulkan Kompas, Senin (10/8), menunjukkan perkembangan
pembangunan dan perencanaan sistem perkeretaapian di dalam kota.
Sementara itu,
beberapa kota telah terhubung dengan daerah pendukung melalui kereta komuter,
seperti kereta rel listrik (KRL) dan kereta lokal. Kereta komuter Jabodetabek
ini mengangkut 800.000 penumpang per hari dan ditargetkan mencapai 1,2 juta
penumpang sebelum tahun 2019.
Kereta lokal sudah
menghubungkan Kota Semarang, Jawa Tengah, dengan kota sekitarnya, seperti
Blora, Pekalongan, dan Tegal, serta dalam waktu dekat Semarang-Ambarawa.
Peminat kereta api jarak dekat di wilayah utara Jawa Tengah pun terus
meningkat.
Manajer Humas PT
Kereta Api Indonesia Daerah Operasi IV Suprapto mengungkapkan, KA yang paling
banyak diminati adalah KA Kaligung jurusan Semarang-Tegal. Per hari, KA
Kaligung melayani delapan perjalanan pergi-pulang. Dengan KA ini, Semarang-Tegal
ditempuh dalam waktu 2 jam 12 menit, waktu yang sulit dicapai dengan kendaraan
pribadi.
”Dalam satu tahun,
penumpangnya bisa mencapai 900.000 orang. Kami telah melakukan pembaruan pada
salah satu kereta yang diharapkan bisa menarik minat lebih banyak orang. PT KAI
Daop IV menargetkan jumlah penumpang KA Kaligung tahun ini bisa mencapai 1,2 juta
orang,” tutur Suprapto.
KA Kaligung, Blora
Jaya, dan Cepu Ekspress juga diminati penumpang. Di Stasiun Weleri, menurut
Suprapto, terdapat 800-1.200 pelaju, sedangkan di Stasiun Ngrombo di Grobogan
600-800 pelaju per hari.
Masalahnya, lahan
parkir di stasiun yang berpotensi itu masih sangat terbatas. Angkutan pengumpan
juga terbatas. Warga masih sulit melanjutkan perjalanan dari stasiun menuju
tempat tujuan. Salah satu rencana yang akan dilakukan adalah mengintegrasikan
stasiun dengan terminal bus. Rencana ini akan dilakukan di Mangkang, Kota
Semarang. Saat ini, Stasiun Mangkang terpisah dari Terminal Mangkang meski
berdekatan.
Di Surabaya, Jawa
Timur, berdasarkan data PT KAI Daop VIII, hampir semua kereta api lokal selalu
terisi hingga 150 persen, melebihi kapasitas, pada jam sibuk. ”Pada jam biasa
bisa terisi 100 persen,” kata Manajer Humas PT KAI Daop VIII Surabaya
Sumarsono.
ompas/Adrian
FajriansyahKompas/Hendra A Setyawan
Kereta api lokal di
wilayah Daop VIII sebanyak 58 perjalanan per hari atau 29 KA. Jumlah perjalanan
itu hampir sama banyak dengan perjalanan kereta api jarak jauh dan menengah,
sebanyak 60 perjalanan per hari.
Kereta ringan dan
trem
Dengan populasi kota
besar dan kota pendukungnya yang bertambah, pembangunan transportasi massal
menjadi kebutuhan. Jakarta tengah merampungkan pembangunan kereta untuk
angkutan massal cepat (mass rapid transit/MRT), penyelesaian proyek
kereta lingkar, dan dalam waktu dekat dilakukan peletakan batu pertama
pembangunan sistem transportasi kereta ringan (light rapid transit/LRT).
Pemprov DKI Jakarta
menargetkan penyelesaian segera proyek MRT dan LRT yang diintegrasikan dengan
moda angkutan massal yang ada, terutama bus transjakarta dan KRL.
Bupati
Bogor Nurhayanti dan Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto mengatakan, pemerintah
daerah sudah mengusulkan beberapa lokasi untuk dipertimbangkan menjadi stasiun
LRT.
Di Kota Surabaya,
pemerintah kota membangun jalur trem sebagai transportasi publik masa depan
yang menghubungkan wilayah utara dan selatan. ”Saat ini sedang dilakukan proses
lelang perencanaan dan awal tahun 2016 proses lelang pengerjaan,” kata Kepala
Badan Perencanaan dan Pembangunan Kota Surabaya Agus Imam Sonhaji.
Di Bandung, Wali Kota
Ridwan Kamil mengatakan, untuk proyek monorel sepanjang lebih kurang 40
kilometer, dari dua koridor yang direncanakan, saat ini sedang dilelang Koridor
I dengan rute Babakan Siliwangi-Dipati Ukur-Dago-Leuwipanjang. Salah satu
peserta lelang adalah perusahaan dari Singapura.
Terkait dengan berbagai proyek itu, Direktur
Produksi PT INKA (Persero) Hendy Hendratno Adji mengatakan, pihaknya juga ingin
dilibatkan dalam pembuatan kereta. ”Jika pemerintah ingin bekerja sama dengan
asing untuk membuat kereta cepat, kami berharap dibuatnya di INKA. Dengan
demikian, ada proses pembelajaran dan transfer teknologi,” kata Adji.
(SEM/UTI/DEN/MKN/CAS/PIN/ILO/BRO/ARN/MAR)
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !