Jelang Pertemuan Donald Trumph vs Kim Jong Un di Singapura
Pengamanan Superketat
Harian Kompas, 6 Juni 2018
AFP/THE SINGAPORE MINT
Kombinasi foto yang dirilis The Singapore Mint, Selasa (5/6/2018), memperlihatkan desain medali peringatan berlapis emas, perak, dan nikel bergambar jabat tangan serta bendera Amerika Serikat dan Korea Utara di satu sisi dan tulisan ”World Peace” bergambar bunga nasional AS dan Korut—mawar dan magnolia—di sisi lain. Medali itu menandai pertemuan bersejarah Presiden AS dan Pemimpin Korut Kim Jong Un di Singapura, 12 Juni.
SINGAPURA, SELASA Singapura mempersiapkan pengamanan superketat untuk pertemuan tingkat tinggi Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, 12 Juni mendatang. Aparat keamanan yang dikerahkan antara lain prajurit Gurkha dari Nepal yang terkenal sebagai salah satu prajurit terbaik di dunia. Pasukan elite itu akan bertugas mengamankan lokasi pertemuan, jalanan sekitar lokasi, dan hotel.
Salah satu pejabat yang mendapat tugas menangani masalah keamanan itu, Selasa (5/6/2018), mengemukakan, pasukan Gurkha akan melengkapi pasukan keamanan yang dibawa Trump dan Kim Jong Un. Pasukan Gurkha direkrut oleh Kepolisian Singapura dari daerah terpencil di pegunungan Nepal. Selain baju pelindung, mereka juga bersenjatakan pistol dan senapan serbu tempur FN SCAR buatan Belgia.
Selain senjata canggih, Gurkha juga selalu membawa pisau tradisional khukri. ”Mereka anggota pengamanan Singapura yang terbaik dan terlatih menangani keamanan tinggi,” ujar Tim Huxley, pengamat militer Singapura di Institut Internasional untuk Studi Strategi, Singapura.
Pasukan Gurkha diperkirakan juga akan mengamankan Pulau Sentosa yang termasuk dalam wilayah khusus untuk pertemuan. Pemerintah sudah menentukan wilayah khusus dengan akses terbatas pada 10-14 Juni. Di wilayah itu berkumpul sejumlah hotel, Kantor Kementerian Luar Negeri Singapura, dan Kantor Kedutaan Besar AS di Singapura.
Kepolisian Singapura mengumumkan, akan ada pemeriksaan lebih ketat terhadap orang dan barang di sekitar wilayah khusus itu. Warga juga tidak boleh mengoperasikan pesawat tanpa awak selama empat hari itu.
Tradisi Inggris
Data di IISS Military Balance menunjukkan, ada 1.800 personel Gurkha di Kepolisian Singapura. Keberadaan Gurkha merupakan bagian dari warisan masa kolonial Inggris. Gurkha yang bertugas di Singapura terkait dengan tradisi Inggris yang mempekerjakan mereka di resimen elite pasukan Nepal selama lebih dari 200 tahun.
Setelah dipukul mundul Gurkha dalam Perang Anglo-Nepal pada abad ke-19, Inggris yang mengagumi keberanian dan keterampilan bertempur Gurkha malah merekrut mereka. Kini, Gurkha berada di militer Inggris, India, Nepal, Brunei Darussalam, dan Singapura. Menurut Huxley, Gurkha terbukti menjadi aset Pemerintah Singapura untuk tugas-tugas penting, seperti menjaga tamu VVIP dan menangani huru-hara.
Apabila terjadi ketegangan, Gurkha diberi tugas melindungi sekolah-sekolah internasional serta menjaga perbatasan Malaysia-Singapura. Situs Kepolisian Singapura mendeskripsikan pasukan Gurkha sebagai kelompok ”kuat, siaga, dan tenang”. Mereka hidup bersama keluarga di daerah kantong Gunung Vernon, pinggiran kota Singapura. Warga Singapura biasa dilarang masuk ke area itu.
Biasanya seseorang direkrut menjadi Gurkha pada usia 18 atau 19 tahun serta dilatih di Singapura. Mereka akan pensiun dalam usia 45 tahun dan dipulangkan ke Nepal. Anak-anak mereka diperbolehkan menempuh studi di sekolah setempat. Namun, prajurit Gurkha tidak boleh menikahi perempuan setempat. (REUTERS/AFP/AP/LUK)
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !