Basiri Membangun Pertanian Hidroganik - "DiDo Nogata BAKISAN"
Headlines News :
Home » » Basiri Membangun Pertanian Hidroganik

Basiri Membangun Pertanian Hidroganik

Written By GDE NOGATA on Selasa, 01 September 2020 | 18.58

 

SOSOK

Basiri Membangun Pertanian Hidroganik

Basiri mengembangkan pertanian terpadu hidroponik dan organik (hidroganik) di Malang. Dia juga mengajari para petani secara gratis dan mengajak anak muda untuk mau menekuni pertanian.

 

Oleh

DEFRI WERDIONO

Harian Kompas, 31 Agustus 2020

 


KOMPAS/DEFRI WERDIONO

Basiri (47) berdiri di sela padi IR-64 berumur satu bulan yang ia tanam menggunakan sistem hidroganik di Desa Desa Kanigoro, Kecamatan Pagelaran, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Kamis (6/8/2020).

 

Basiri (47) tak mau tinggal diam melihat lahan pertanian yang semakin sedikit. Sejak enam tahun lalu, dia mengembangkan pertanian terpadu hidroponik dan organik (hidroganik). Dia mendirikan Bengkel Mimpi, tempat belajar pertanian hidgroganik.

 

Pada Rabu (5/8/2020) malam, Basiri baru saja menginjakkan kaki di rumahnya, di Desa Kanigoro, Kecamatan Pagelaran, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Seharian penuh, bapak tiga anak itu berada di Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur (Jatim) dan Institut Pertanian 10 Nopember Surabaya (ITS) di Surabaya.

 

”Saya diminta bikin demplot hidroganik di lantai dua kantor Dinas Pertanian Provinsi Jatim untuk dikenalkan ke masyarakat. Sekarang sedang dikerjakan. Kalau dengan ITS, kemarin diskusi untuk sinergi. Mereka punya teknologi, saya punya cara bertani. Nanti risetnya akan diaplikasikan di sini,” tutur Basiri.

 

Rumah Basiri berada di dekat saluran irigasi dengan luas pekarangan 1.200 meter persegi. Di pekarangan itu pula ia membuat 15 petak instalasi hidroganik bertingkat terbuat dari pipa paralon, gelas plastik, dan galvalum sebagai penyangga. Masing-masing instalasi memiliki ukuran 2 x 12 meter.

 

Bagian atas dimanfaatkan untuk menanam padi IR-64. Sebagian petak berisi tanaman padi baru tanam dan sebagian lainnya berumur satu bulan. Adapun bagian bawah petak dimanfaatkan untuk kolam ikan, seperti lele, nila, dan koi.

 

Sementara samping petak hidroganik dipakai untuk kolam sebagai tandon persediaan air sekaligus budidaya azolla. Adapun pekarangan sisi barat dimanfaatkan untuk minapadi. Untuk mendukung pola budidaya ikan air tawar, Basiri juga mengembangkan magot dengan memanfaatkan sampah organik.

 

Azolla dan magot punya nilai ekonomi tinggi untuk menggantikan pakan buatan pabrik sekaligus memiliki kandungan nutrisi yang bagus pula untuk pertumbuhan ikan.

 

Basiri menyebut sistem hidroganik yang ia kembangkan membentuk rantai berputar dan saling memanfaatkan satu sama lain. Misalnya, kotoran ikan akan dipompa ke pipa paralon di atas untuk melengkapi kebutuhan nutrisi tanaman padi. Sementara tanaman padi bisa sebagai tempat budidaya ikan.

 


KOMPAS/DEFRI WERDIONO

Basiri (47) dan pertanian hidroganik yang ia kembangkan di Desa Desa Kanigoro, Kecamatan Pagelaran, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Kamis (6/8/2020).


KOMPAS/DEFRI WERDIONO

Hidroganik yang ia kembangkan juga memiliki sejumlah keuntungan. Salah satunya keuntungan itu adalah produksi padi yang dihasilkan lebih banyak dari pertanian konvensional. Dalam setahun Basiri bisa panen sampai empat kali. Padahal, pertanian konvensional maksimal tiga kali panen, itu pun di lahan dengan dukungan irigasi yang bagus.

 

”Jika pertanian konvensional butuh rentetan waktu tanam lebih panjang dan menyesuaikan dengan cuaca (bagi lahan yang memiliki irigasi terbatas), maka tidak dengan hidroganik. Satu petak ini bisa menghasilkan 40 kilogram gabah kering panen,” ujarnya.

 

Hidroganik memang tidak butuh waktu lama. Begitu panen, media tanam (gelas plastik yang ditempatkan dalam pipa paralon) bisa diganti dengan tanaman baru tanpa membuat persemaian khusus.

 


KOMPAS/DEFRI WERDIONO

Basiri (47) memberikan pakan ikan yang dikembangkan secara hidroganik di Desa Kanigoro, Kecamatan Pagelaran, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Kamis (6/8/2020).

 

Hanya saja, menurut Basiri, sistem hidroganik membutuhkan investasi besar di tahap awal. Untuk membuat satu instalasi berukuran 2 x 12 meter dibutuhkan dana sekitar Rp 6 juta sampai Rp 10 juta tergantung jenis bahan. Namun, dana tersebut akan tertutup oleh penjualan hasil panen dalam setahun. ”Umur instalasi cukup lama. Punya saya ini sampai empat tahun masih bagus,” katanya.

 

Keuntungan lainnya adalah hasil panen ikan. Basiri biasa memanen ikan tiap dua pekan sekali. Beberapa hari lalu ia baru saja memanen lele dengan hasil 4 kuintal dari satu petak kolam. Penghasilan dari ikan cukup menjanjikan karena pakan alami yang dikembangkan mulai bisa menggeser kebutuhan akan pakan buatan.

 

Berbagi ilmu

Basiri terinspirasi membuat sistem pertanian terintegrasi dengan bahan organik sejak tahun 2014. ”Saat itu, saya prihatin terhadap lahan pertanian yang terus berkurang akibat peruntukan lain. Anak muda enggan ke sawah. Sebagai petani, kita mengajak anak ke sawah saja sulit,” tuturnya.


KOMPAS/DEFRI WERDIONO

Basiri (47) dan kandang jaring untuk memelihara black soldier fly guna pengembangbiakan magot di Desa Kanigoro, Kecamatan Pagelaran, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Kamis (6/8/2020).

 

Lulusan Sekolah Menengah Teknologi Pertanian Pagelaran (sudah tutup) itu lalu mulai membuat instalasi hidroganik. Dia meninggalkan pekerjaannya sebagai pengusaha toko bahan bangunan. Basiri memilih fokus untuk mewujudkan angan-angannya.

 

Tidak mudah memulai sesuatu yang baru dan belum pernah dibuat oleh warga sekitar. Cibiran miring dari orang lain sempat ia rasakan di masa-masa awal. Mereka menilai tindakan Basiri aneh dan tidak biasa.

 

Basiri membutuhkan waktu riset dua tahun sehingga baru pada 2016 sistem tersebut menghasilkan buliran gabah. Satu tahun kemudian Basiri mematenkan apa yang ia kembangkan. Upaya tidak berhenti sampai di situ. Saat ini Basiri pun terus berupaya menyempurnakan apa yang dia buat.

 

Adapun Bengkel Mimpi hadir tahun 2016. ”Di Bengkel Mimpi, saya berkegiatan (membuat instalasi) siang-malam. Saya punya mimpi bagaimana menanam padi berbeda dari cara konvensional. Budidaya padi sesuai era dan bisa menyiasati lahan yang semakin sempit. Saat itu ada orang bertanya apa nama tempat ini? Saat itu tercetus begitu saja nama Bengkel Mimpi,” tuturnya.

 

Pertanian hidroganik yang dikembangkan Basiri (47) di Desa Kanigoro, Kecamatan Pagelaran, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Kamis (6/8/2020).

 


KOMPAS/DEFRI WERDIONO

Pertanian hidroganik yang dikembangkan Basiri (47) di Desa Kanigoro, Kecamatan Pagelaran, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Kamis (6/8/2020).

 

Saat ini ada sejumlah kegiatan di Bengkel Mimpi, di antaranya memproduksi pupuk organik, budidaya padi dan ikan, memproduksi instalasi hidroponik untuk dijual, hingga pendampingan ke petani yang ingin mengembangkan pola pertanian serupa. Bagi petani yang tidak mampu, pelatihan dilakukan secara cuma-cuma.

 

Saat ini di Bengkel Mimpi terdapat 20 anggota dengan latar belakang beragam, baik dari sekitar Malang maupun luar daerah. Sebagian besar dari mereka merupakan anak muda dengan umur sekitar 30 tahun. Mereka bertugas mulai dari mengurus manajemen, mengurus kerja sama dengan pihak lain, sampai memberikan pelatihan.

 

Kini, Bengkel Mimpi sering dikunjungi orang untuk belajar. Mereka bukan hanya petani, tetapi juga pelajar, mahasiswa, wirausahawan, dan karang taruna. Selain itu, Basiri juga sering diundang ke berbagai tempat untuk berbagi ilmu kepada orang lain.

 

Basiri

Lahir: Malang, 5 Agustus 1973

Istri: Novita Kartika Mayasari

Anak: 3

 

Pendidikan:

- SD Kanigoro 3, Malang (1987)

- SMPN 4 Kepanjen, Malang (1990)

- Sekolah Menengah Teknologi Pertanian (SMTP) Pagelaran, Malang (1993)

 

 


KOMPAS/DEFRI WERDIONO

Basiri (47) dan pertanian hidroganik yang ia kembangkan di Desa Desa Kanigoro, Kecamatan Pagelaran, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Kamis (6/8/2020).

Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

Mengenai Saya

Foto saya
Karmany eva dhikaras te ma phalesu kadachana, ma karma phala hetur bhur ma te sango ,stv akarmani. (Bhagawadgita II.47) Artinya : Kewajibanmu kini hanya bertindak, bekerja tanpa mengharapkan hasil, jangan sekali pahala jadi motifmu, jangan pula berdiam diri jadi tujuanmu.
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. "DiDo Nogata BAKISAN" - All Rights Reserved
Template Design by Creating Website Published by Mas Template