(Foto: blog ugm)
TRADISI RUWATAN merupakan satu upacara dalam kebudayaan
Jawa yang masih dilestarikan hingga hari ini. Ruwatan merupakan ritual membuang
sukerta agar jiwa kembali suci. Dalam ritual ini, dalang yang mempergelarkan
wayang kulit purwa (biasanya dalang khusus, bukan sembarang dalang), menggelar
lakon Sudamala atau Durga Ruwat. Lakon Murwakala sendiri memuat masalah
pensucian, yaitu pembebasan dewa yang telah ternoda, agar menjadi suci kembali.
Konon, orang yang
nandang sukerta ini diyakini akan menjadi mangsa Bathara Kala. Maka untuk
menghindarinya, dilakukanlah upacara Ruwatan bagi mereka agar terbebas dari
sukerta. Setidaknya ada 60 macam kelompok yang hendaknya disucikan dari sukerta
menurut Kitab Manik Maya dan Pakem Pengruwatan Murwakala. Antara lain,
1. Ontang-Anting,
yaitu anak tunggal laki-laki atau perempuan.
2. Uger-Uger Lawang, yaitu dua orang anak yang kedua-duanya laki-laki dengan catatan tidak anak yang meninggal.
3. Sendhang Kapit Pancuran, yaitu 3 orang anak, yang sulung dan yang bungsu laki-laki sedang anak yang ke 2 perempuan.
4. Pancuran Kapit Sendhang, yaitu 3 orang anak, yang sulung dan yang bungsu perempuan sedang anak yang ke 2 laki-laki.
5. Anak Bungkus, yaitu anak yang ketika lahirnya masih terbungkus oleh selaput pembungkus bayi ( placenta ).
6. Anak Kembar, yaitu dua orang kembar putra atau kembar putri atau kembar “dampit” yaitu seorang laki-laki dan seorang perempuan ( yang lahir pada saat bersamaan ) .
7. Kembang Sepasang, yaitu sepasang bunga yaitu dua orang anak yang kedua-duanya perempuan.
8. Kendhana-Kendhini, yaitu dua orang anak sekandung terdiri dari seorang laki-laki dan seorang perempuan.
9. Saramba, yaitu 4 orang anak yang semuanya laki-laki.
10. Srimpi, yaitu 4 orang anak yang semuanya perempuan.
11. Mancalaputra atau Pandawa, yaitu 5 orang anakyang semuanya laki-laki.
12. Mancalaputri, yaitu 5 orang anak yang semuanya perempuan, dan masih ada lainnya.
2. Uger-Uger Lawang, yaitu dua orang anak yang kedua-duanya laki-laki dengan catatan tidak anak yang meninggal.
3. Sendhang Kapit Pancuran, yaitu 3 orang anak, yang sulung dan yang bungsu laki-laki sedang anak yang ke 2 perempuan.
4. Pancuran Kapit Sendhang, yaitu 3 orang anak, yang sulung dan yang bungsu perempuan sedang anak yang ke 2 laki-laki.
5. Anak Bungkus, yaitu anak yang ketika lahirnya masih terbungkus oleh selaput pembungkus bayi ( placenta ).
6. Anak Kembar, yaitu dua orang kembar putra atau kembar putri atau kembar “dampit” yaitu seorang laki-laki dan seorang perempuan ( yang lahir pada saat bersamaan ) .
7. Kembang Sepasang, yaitu sepasang bunga yaitu dua orang anak yang kedua-duanya perempuan.
8. Kendhana-Kendhini, yaitu dua orang anak sekandung terdiri dari seorang laki-laki dan seorang perempuan.
9. Saramba, yaitu 4 orang anak yang semuanya laki-laki.
10. Srimpi, yaitu 4 orang anak yang semuanya perempuan.
11. Mancalaputra atau Pandawa, yaitu 5 orang anakyang semuanya laki-laki.
12. Mancalaputri, yaitu 5 orang anak yang semuanya perempuan, dan masih ada lainnya.
Adapun sesaji yang
harus dipersiapkan dalam upacara Ruwatan antara lain tuwuhan, api (batu arang)
di dalam anglo, kipas beserta kemenyan (ratus wangi) yang akan dipergunakan Kyai
Dalang selama pertunjukan, kain mori putih kurang lebih panjangnya 3 meter,
nasi golong dengan perlengkapannya, nasi wuduk dengan kelengkapannya, nasi
kuning dengan kelengkapannya, bermacam-macam jenang (bubur) yaitu jenang merah,
putih, jenang kaleh, dan jenang baro-baro (aneka bubur).
Tak lupa jajan pasar, burung dara satu pasang,
ayam jawa sepasang, ataupun bebek sepasang.(Fadhil/CN41/SMNetwork)
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !