MATERI DHARMAWACANA HARI RAYA TUMPEK LANDEP PURA DALEM PURNAJATI TANJUNG PURI BERPIKIR KRITIS - "DiDo Nogata BAKISAN"
Headlines News :
Home » » MATERI DHARMAWACANA HARI RAYA TUMPEK LANDEP PURA DALEM PURNAJATI TANJUNG PURI BERPIKIR KRITIS

MATERI DHARMAWACANA HARI RAYA TUMPEK LANDEP PURA DALEM PURNAJATI TANJUNG PURI BERPIKIR KRITIS

Written By GDE NOGATA on Senin, 25 April 2022 | 18.43

MATERI DHARMAWACANA
HARI RAYA TUMPEK LANDEP
PURA DALEM PURNAJATI TANJUNG PURI
BERPIKIR KRITIS

Muliakan diri melalui kekuatan pikiran dan jangan merendahkannya, karena pikiran dapat menjadi teman sekaligus musuh Anda. Pikiran adalah kawan yang paling baik jika sudah ditaklukkan, tapi jika gagal, dia bisa menjadi musuh yang paling berbahaya [BG 6.5 - 6.6]

Om Swastyastu,

Menurut konsep hindu, manusia dianugrahi tiga kekuatan (tri pramana), yaitu bayu, sabda dan idep, sebagai bekal untuk mengarungi kehidupan di dunia ini. *Bayu* berarti kekuatan untuk bernafas, *sabda* berarti kekuatan suara, sedangkan *idep* berarti kekuatan untuk berpikir. Sedangkan golongan mahkluk hidup lain, yaitu tanaman hanya memiliki bayu, sedangkan hewan memiliki bayu dan sabda. Jadi pembeda manusia dengan hewan adalah anugerah idep atau kekuatan berpikir.

Mengacu pada Lontar Sundarigama, untuk menghormati tanaman dilakukan perayaan Tumpek Uduh, sedangkan hewan dirayakan dengan Tumpek Kandang. Lalu apakah ada perayaan untuk mengingatkan pentingnya keberadaan manusia? Ternyata ada, yaitu Tumpek Landep.

Tumpek landep berasal dari kata tumpek dan landep. Tumpek berarti tampek atau dekat dan landep yang berarti tajam. Tumpek landep merupakan hari raya pemujaan kepada sang hyang siwa pasupati sebagai dewanya taksu, yang berperilaku berdasarkan kejernihan pikiran dengan landasan nilai - nilai agama. Dengan melatih pola berpikir kritis, umat Hindu diharapkan bisa mengambil keputusan dengan jelas, fokus pada tujuan tertentu, logis dan argumentatif. Kemampuan ini diyakini, membuat umat Hindu, bisa memisahkan subha asubha karma - perbuatan baik dan buruk.

Kenapa pikiran menjadi hal yang penting ? Karena pembenda manusia dengan hewan itu adalah kemampuan berfikirnya. Kita mengarungi kehidupan, mencari nafkah, mencukupi kebutuhan sandang, pangan dan papan adalah dengan mengandalkan pikiran. Melalui pikiran, manusia setiap saat melakukan penilaian-penilaian terhadap situasi dan kondisi yang dihadapi, mampu berkreasi, menghasilkan berbagai inovasi, dan juga mampu merenung dan melakukan refleksi diri terhadap pengalaman yang telah dilaluinya.

Agar bisa berpikir kritis untuk mengambil keputusan tepat, maka perlu dilatih landasan berpikir yaitu :

1. *Logis*. Kita diharapkan mengasah pikiran, agar keputusan yang dihasilkan bersifat logis dan sesuai akal sehat.

2. *Obyektif*. Kita diharapkan mampu menjelaskan atau memaparkan sesuatu apa adanya, tanpa ada kepentingan pribadi.

3. *Merdeka*. Kita harus mampu menjaga pikiran agar setiap keputusan, merdeka atau bebas dari tekanan kepentingan tertentu, tidak bias, dan semata-mata untuk kebenaran.

4. *Utuh*. Kita harus mampu melatih pikiran, sehingga dalam mengambil keputusan, kita bisa melihat segala sesuatu secara komprehensif.

5. *Kreatif*. Kita perlu melatih kemampuan pikiran untuk membuat gagasan baru atau inovasi-inovasi dalam rangka penyelesaian masalah.

6. *Argumentatif*. Kita harus melatih pikiran, agar setiap pilihan yang diambil, memiliki dasar atau landasan yang kuat.

Pikiran yang terkendali tentu bisa menjadi senjata ampuh laksana panah pasopati yang bisa digunakan dalam perjuangan mengarungi kehidupan. Namun pikiran lemah dan tak terkendali, hanya akan menjadi musuh keji, yang menghancurkan hidup manusia itu sendiri.

Demikian hasil kajian bidang keagamaan SDHD Banjar Jakarta Utara terkait dengan dengan Berpikir Kritis untuk direnungkan dalam rangka Tumpek Landep, yang kita rayakan hari ini.

Semoga bermanfaat.

Om Shanti, Shanti, Shanti, Om

IBM Jaya Martha

Ketua Bidang Keagamaan

SDHD Banjar Jakarta Utara
Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

Mengenai Saya

Foto saya
Karmany eva dhikaras te ma phalesu kadachana, ma karma phala hetur bhur ma te sango ,stv akarmani. (Bhagawadgita II.47) Artinya : Kewajibanmu kini hanya bertindak, bekerja tanpa mengharapkan hasil, jangan sekali pahala jadi motifmu, jangan pula berdiam diri jadi tujuanmu.
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. "DiDo Nogata BAKISAN" - All Rights Reserved
Template Design by Creating Website Published by Mas Template