MATERI DHARMAWACANA
HARI RAYA TUMPEK LANDEP
PURA DALEM PURNAJATI TANJUNG
PURI
BERPIKIR KRITIS
Muliakan diri melalui kekuatan pikiran dan jangan merendahkannya, karena pikiran dapat menjadi teman sekaligus musuh Anda. Pikiran adalah kawan yang paling baik jika sudah ditaklukkan, tapi jika gagal, dia bisa menjadi musuh yang paling berbahaya [BG 6.5 - 6.6]
Om Swastyastu,
Menurut konsep hindu, manusia
dianugrahi tiga kekuatan (tri pramana), yaitu bayu, sabda dan idep, sebagai
bekal untuk mengarungi kehidupan di dunia ini. *Bayu* berarti kekuatan untuk
bernafas, *sabda* berarti kekuatan suara, sedangkan *idep* berarti kekuatan
untuk berpikir. Sedangkan golongan mahkluk hidup lain, yaitu tanaman hanya memiliki
bayu, sedangkan hewan memiliki bayu dan sabda. Jadi pembeda manusia dengan
hewan adalah anugerah idep atau kekuatan berpikir.
Mengacu pada Lontar
Sundarigama, untuk menghormati tanaman dilakukan perayaan Tumpek Uduh,
sedangkan hewan dirayakan dengan Tumpek Kandang. Lalu apakah ada perayaan untuk
mengingatkan pentingnya keberadaan manusia? Ternyata ada, yaitu Tumpek Landep.
Tumpek landep berasal dari
kata tumpek dan landep. Tumpek berarti tampek atau dekat dan landep yang
berarti tajam. Tumpek landep merupakan hari raya pemujaan kepada sang hyang
siwa pasupati sebagai dewanya taksu, yang berperilaku berdasarkan kejernihan
pikiran dengan landasan nilai - nilai agama. Dengan melatih pola berpikir
kritis, umat Hindu diharapkan bisa mengambil keputusan dengan jelas, fokus pada
tujuan tertentu, logis dan argumentatif. Kemampuan ini diyakini, membuat umat
Hindu, bisa memisahkan subha asubha karma - perbuatan baik dan buruk.
Kenapa pikiran menjadi hal
yang penting ? Karena pembenda manusia dengan hewan itu adalah kemampuan
berfikirnya. Kita mengarungi kehidupan, mencari nafkah, mencukupi kebutuhan
sandang, pangan dan papan adalah dengan mengandalkan pikiran. Melalui pikiran,
manusia setiap saat melakukan penilaian-penilaian terhadap situasi dan kondisi
yang dihadapi, mampu berkreasi, menghasilkan berbagai inovasi, dan juga mampu
merenung dan melakukan refleksi diri terhadap pengalaman yang telah dilaluinya.
Agar bisa berpikir kritis
untuk mengambil keputusan tepat, maka perlu dilatih landasan berpikir yaitu :
1. *Logis*. Kita diharapkan
mengasah pikiran, agar keputusan yang dihasilkan bersifat logis dan sesuai akal
sehat.
2. *Obyektif*. Kita diharapkan
mampu menjelaskan atau memaparkan sesuatu apa adanya, tanpa ada kepentingan
pribadi.
3. *Merdeka*. Kita harus mampu
menjaga pikiran agar setiap keputusan, merdeka atau bebas dari tekanan
kepentingan tertentu, tidak bias, dan semata-mata untuk kebenaran.
4. *Utuh*. Kita harus mampu
melatih pikiran, sehingga dalam mengambil keputusan, kita bisa melihat segala
sesuatu secara komprehensif.
5. *Kreatif*. Kita perlu
melatih kemampuan pikiran untuk membuat gagasan baru atau inovasi-inovasi dalam
rangka penyelesaian masalah.
6. *Argumentatif*. Kita harus
melatih pikiran, agar setiap pilihan yang diambil, memiliki dasar atau landasan
yang kuat.
Pikiran yang terkendali tentu
bisa menjadi senjata ampuh laksana panah pasopati yang bisa digunakan dalam
perjuangan mengarungi kehidupan. Namun pikiran lemah dan tak terkendali, hanya
akan menjadi musuh keji, yang menghancurkan hidup manusia itu sendiri.
Demikian hasil kajian bidang
keagamaan SDHD Banjar Jakarta Utara terkait dengan dengan Berpikir Kritis untuk
direnungkan dalam rangka Tumpek Landep, yang kita rayakan hari ini.
Semoga bermanfaat.
Om Shanti, Shanti, Shanti, Om
IBM Jaya Martha
Ketua Bidang Keagamaan
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !