A S T U N G K A R A - "DiDo Nogata BAKISAN"
Headlines News :
Home » » A S T U N G K A R A

A S T U N G K A R A

Written By GDE NOGATA on Senin, 25 April 2022 | 18.38

 A S T U N G K A R A


Om Swastyastu,

Seringkali kita mendengar kata “Astungkara”, yang berasal dari kata 'Astu' dan 'Kara', yang mendapat sisipan 'ng'. 'Astu' berarti semoga terjadi dan 'Kara' berarti penyebab yang merujuk kepada Tuhan. Jadi, Astungkara berarti semoga terjadi atas kehendak-Nya, atau mewakili ucapan harapan dan syukur terhadap sesuatu yang baik.

Rekan-rekan krama Banjar Jakarta Utara,

Rasa syukur perlu terus kita tanamkan dalam bathin, karena saat ini, kita bisa makan, membeli pakaian layak, punya rumah tempat berteduh, dan masih memiliki kesempatan bekerja atau berkarya. Bersyukur harus dilakukan dan pasti akan ada akibat, bagi orang yang tidak pandai bersyukur.

Salah satu swadharma kita sebagai manusia, selain bersembahyang untuk menyembah Tuhan, adalah bersyukur atas segala anugrah atau wara nugraha yang telah diberikan. Apakah kita bisa merenungkan untuk menghitung limpahan anugerah Tuhan yang telah diterima ? Kita diberi kesehatan, diberi kesejahteraan keluarga, diberi kesempatan untuk bekerja dan menghasilkan pendapatan sehingga bisa mandiri, dan juga diberi kesempatan untuk ngayah dan mesima krama di Banjar Jakarta Utara. Itu semua harus disyukuri.

Lalu bagaimana jika ada orang yang tidak pandai bersyukur atas segala anugrah yang diberikan ? Orang yang tak bisa bersyukur, kemungkinan besar akan menghadapi hal-hal sebagai berikut :

1. *MUDAH MARAH*. Orang yang tak pandai bersyukur, selalu merasa kurang, karena selalu merasa bahwa alam ini tidak adil, sehingga mudah marah, mudah terpicu emosi, ada sedikit yang menghambat, seakan dunia sudah kiamat dan seharian mengumpat.

2. *HILANG BAHAGIA DAN KETENANGAN*. Terus menerus mengeluh merupakan salah satu perilaku orang yang tidak bersyukur, sehingga akibatnya dia akan jauh dari ketenangan dan kebahagiaan dan selalu bersungut-sungut.

3. *SOMBONG*. Tanpa rasa syukur, orang berpotensi jadi sombong. Ia merasa keberhasilan merupakan hasil kerja kerasnya sendiri. Padahal, disetiap langkah atau perbuatan yang dilakukan pasti selalu ada campur tangan orang lain, termasuk Tuhan Yang Maha Kuasa.

4. *DOSA*. Orang yang tidak bisa bersyukur, termasuk orang yang akan dibenci, baik oleh orang-orang yang telah membantu orang itu menjalani kehidupan, dan juga pada akhirnya akan mendapatkan akibat yang digerakkan oleh Tuhan Penguasa Alam Semesta. Tidak bersyukur merupakan hal yang tidak diperbolehkan oleh berbagai agama, karena itu, ia akan mendapatkan dosa besar.

5. *KARMA*. Hukuman bagi orang yang tak pandai bersyukur, cepat atau lambat mendapatkan peristiwa yang pedih dan perih, karena perbuatannya itu. Karena orang yang tidak bersyukur, berarti pula mengabaikan kekuasaan dan kemurahan hati Hyang Widhi.

Demikianlah kemungkinan hal-hal yang bisa dihadapi oleh orang yang tidak pandai bersyukur.

Semoga melalui Dharma Wacana ini, kita ingat setiap hari, mengucapkan “astungkara” sebagai ucapan syukur atas anugrah Hyang Widhi.

Om Shanti, Shanti, Shanti, Om

Naskah Dharma Wacana

Persembahyangan Purnama Jyestha

Sabtu, 16 April 2022

Disusun oleh

IBM Jaya Martha

Penyuluh Agama Hindu Non PNS

Jakarta Utara
Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

Mengenai Saya

Foto saya
Karmany eva dhikaras te ma phalesu kadachana, ma karma phala hetur bhur ma te sango ,stv akarmani. (Bhagawadgita II.47) Artinya : Kewajibanmu kini hanya bertindak, bekerja tanpa mengharapkan hasil, jangan sekali pahala jadi motifmu, jangan pula berdiam diri jadi tujuanmu.
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. "DiDo Nogata BAKISAN" - All Rights Reserved
Template Design by Creating Website Published by Mas Template