A S T U N G K A R A
Om Swastyastu,
Seringkali kita mendengar kata
“Astungkara”, yang berasal dari kata 'Astu' dan 'Kara', yang mendapat sisipan
'ng'. 'Astu' berarti semoga terjadi dan 'Kara' berarti penyebab yang merujuk
kepada Tuhan. Jadi, Astungkara berarti semoga terjadi atas kehendak-Nya, atau
mewakili ucapan harapan dan syukur terhadap sesuatu yang baik.
Rekan-rekan krama Banjar
Jakarta Utara,
Rasa syukur perlu terus kita
tanamkan dalam bathin, karena saat ini, kita bisa makan, membeli pakaian layak,
punya rumah tempat berteduh, dan masih memiliki kesempatan bekerja atau
berkarya. Bersyukur harus dilakukan dan pasti akan ada akibat, bagi orang yang
tidak pandai bersyukur.
Salah satu swadharma kita
sebagai manusia, selain bersembahyang untuk menyembah Tuhan, adalah bersyukur
atas segala anugrah atau wara nugraha yang telah diberikan. Apakah kita bisa
merenungkan untuk menghitung limpahan anugerah Tuhan yang telah diterima ? Kita
diberi kesehatan, diberi kesejahteraan keluarga, diberi kesempatan untuk bekerja
dan menghasilkan pendapatan sehingga bisa mandiri, dan juga diberi kesempatan
untuk ngayah dan mesima krama di Banjar Jakarta Utara. Itu semua harus
disyukuri.
Lalu bagaimana jika ada orang
yang tidak pandai bersyukur atas segala anugrah yang diberikan ? Orang yang tak
bisa bersyukur, kemungkinan besar akan menghadapi hal-hal sebagai berikut :
1. *MUDAH MARAH*. Orang yang
tak pandai bersyukur, selalu merasa kurang, karena selalu merasa bahwa alam ini
tidak adil, sehingga mudah marah, mudah terpicu emosi, ada sedikit yang
menghambat, seakan dunia sudah kiamat dan seharian mengumpat.
2. *HILANG BAHAGIA DAN
KETENANGAN*. Terus menerus mengeluh merupakan salah satu perilaku orang yang
tidak bersyukur, sehingga akibatnya dia akan jauh dari ketenangan dan kebahagiaan
dan selalu bersungut-sungut.
3. *SOMBONG*. Tanpa rasa
syukur, orang berpotensi jadi sombong. Ia merasa keberhasilan merupakan hasil
kerja kerasnya sendiri. Padahal, disetiap langkah atau perbuatan yang dilakukan
pasti selalu ada campur tangan orang lain, termasuk Tuhan Yang Maha Kuasa.
4. *DOSA*. Orang yang tidak
bisa bersyukur, termasuk orang yang akan dibenci, baik oleh orang-orang yang
telah membantu orang itu menjalani kehidupan, dan juga pada akhirnya akan
mendapatkan akibat yang digerakkan oleh Tuhan Penguasa Alam Semesta. Tidak
bersyukur merupakan hal yang tidak diperbolehkan oleh berbagai agama, karena
itu, ia akan mendapatkan dosa besar.
5. *KARMA*. Hukuman bagi orang
yang tak pandai bersyukur, cepat atau lambat mendapatkan peristiwa yang pedih
dan perih, karena perbuatannya itu. Karena orang yang tidak bersyukur, berarti
pula mengabaikan kekuasaan dan kemurahan hati Hyang Widhi.
Demikianlah kemungkinan
hal-hal yang bisa dihadapi oleh orang yang tidak pandai bersyukur.
Semoga melalui Dharma Wacana
ini, kita ingat setiap hari, mengucapkan “astungkara” sebagai ucapan syukur
atas anugrah Hyang Widhi.
Om Shanti, Shanti, Shanti, Om
Naskah Dharma Wacana
Persembahyangan Purnama
Jyestha
Sabtu, 16 April 2022
Disusun oleh
IBM Jaya Martha
Penyuluh Agama Hindu Non PNS
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !